AKM (Asesmen Kompetensi Minimum)

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

AKM  (Asesmen Kompetensi Minimum) atau ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer) adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan  dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim suatu pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrument utama yaitu, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. 

Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan hasil belajar murid. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau (a) perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antara bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya kesenjangan antar kelompok sosial ekonomi dalam suatu pendidikan, kesenjangan antara satuan Pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antardaerah, atau pun kesenjangan antar kelompok berdasarkan atribut tertentu).

Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama suatu pendidikan, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah satuan pendidikan yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong suatu pendidikan dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada mutu pembelajaran.

ANBK merupakan program pemerintah pengganti UNBK sebagai penilaian terhadap mutu sekolah, madrasah, dan program  kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. ANBK bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik esensial sebuah sekolah dan madrasah yang efektif dalam mengembangkan kompetensi dan karakter siswa. Mulai dari ciri pengajaran yang baik, sampai program dan kebijakan sekolah yang membentuk iklim akademik, sosial, dan keagamaan yang kondusif.

Kegiatan ini telah kami laksanakan mulai dari simulasi, gladi bersih hingga pelaksanaan dan diikuti lebih dari 50% peserta Kelas V (lima) dan terlaksana dengan lancar tanpa kendala apapun.